ILMU BUDAYA DASAR
ANGGOTA KELOMPOK
Dede Utomo
(52413113)
Hafes
Ibrahim (53413824)
Febriansyah
Ramadhan (52413369)
Arya adam
Permana (51413410)
Andrianto
Ramadhan (50413961)
Alfath
Zaid (50413640)
Marcurius
Ginting (55413264)
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2014
·
Apa yang dimaksud dengan
kebudayaan dan kepribadian ?
Kebudayaan :
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau
akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,
yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Definisi
Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama
dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya
seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari
diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara
genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang
berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya
bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan
ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi
budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan
oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya
sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda
dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika,
"keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan
kolektif" di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut
membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan
menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya
yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan
hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu
kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan
memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Pengertian
kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan
masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa
segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu
yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian
disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung
keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi
segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi,
kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh
pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku
dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Unsur-Unsur
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan
mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
Melville
J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok,
yaitu:
- alat-alat teknologi
- sistem ekonomi
- alat-alat teknologi
- sistem ekonomi
- keluarga
- kekuasaan politik
Bronislaw
Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
- Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
- Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
- organisasi ekonomi
- alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas untuk pendidikan.
- alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas untuk pendidikan.
- organisasi kekuatan
(politik)
Wujud dan
komponen Kebudayaan
Menurut
J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan,
aktivitas, dan artefak.
v Wujud
Gagasan (Wujud ideal)
Wujud
ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak;
tidak dapat diraba atau disentuh.
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas
adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu.
Artefak (karya)
Artefak
adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga
wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud
kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain.
Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada
tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
v Komponen
Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki
beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :
Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata,
konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang
dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi
Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan
dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu
atau tarian tradisional.
Lembaga social
Lembaga
social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan
berkomunikasi di alam masyarakat.
Sistem kepercayaan
Bagaimana
masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan
terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam
masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana
memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara
bagaimana berkomunikasi.
Estetika
Berhubungan
dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari
–tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia
setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu
dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai
tujuan dan efektif.
Bahasa
Bahasa
merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah,
bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi
bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat
unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu.
Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar
komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati
dari orang lain.
Contoh :
kegiatan yang terusmenerus dilakukan secara rutin di suatu daerah sesuai dengan
tradisi leluhur nya .
Kepribadian
:
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang
individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling
sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan
oleh seseorang.
Ø Makna Kepribadian Sehari-Hari
Disamping itu kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri
individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”.
Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-
plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”.
Ø Kepribadian
Menurut Psikologi
Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu
organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus
proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport
menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu
organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus
proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport
menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
Ø Ciri-Ciri
Kepribadian
Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rum 5b4 usan tentang
kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport
(Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang
kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia
menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut
pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai
sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider
(1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang
bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam
diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara
pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.
Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat
dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh
keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi
kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan
kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa 590 teori kepribadian
yang sudah banyak dikenal, diantaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori
Analitik dari Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan
Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori
PsikologiIndividual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson,
teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003)
mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :
Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rum 5b4 usan tentang
kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport
(Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang
kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia
menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut
pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai
sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider
(1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang
bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam
diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara
pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.
Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat
dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh
keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi
kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan
kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa 590 teori kepribadian
yang sudah banyak dikenal, diantaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori
Analitik dari Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan
Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori
PsikologiIndividual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson,
teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003)
mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :
o Karakter yaitu
konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam
memegang pendirian atau pendapat.
o Temperamen yaitu
disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap
rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
o Sikap,
sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
o Stabilitas emosi
yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan.
Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
o Responsibilitas
(tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau
perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci
tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
o Sosiabilitas
yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti :
sifat pribadi yang terbuka atau 5b4 tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan
orang lain.
Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian
tersendiri, mulai dari yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang
tidak sehat. Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan
ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut
Kepribadian yang sehat
o Mampu
menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang
kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan
sebagainya.
o Mampu
menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi
kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak
mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
o Mampu
menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan
yang diperolehnya dan meraksinya secara ra 59c sional, tidak menjadi sombong,
angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang
tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya
dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
o Menerima
tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi
masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
o Kemandirian;
memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil
keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan
norma yang berlaku di lingkungannya.
o Dapat
mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi
frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak
destruktif (merusak)
o Berorientasi
tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya
berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan
dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian
(wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
o Berorientasi
keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki
kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat
fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya,
merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya
dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan m 5b4 engorbankan orang lain,
karena kekecewaan dirinya.
o Penerimaan
sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap
bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
o Memiliki
filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar
dari keyakinan agama yang dianutnya.
o Berbahagia;
situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor
achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang).
Kepribadian Yang Tidak Sehat
- Mudah marah (tersinggung)
- Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
- Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
- Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang
- Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati
- Kebiasaan berbohong
- Hiperaktif
Kesimpulan
“Pertanyaan
dan Jawaban”
1. Cara Menangulangi Arus Informasi yang
Pesat di Indonesia !
Jawab
: - Meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai Pertahanan dari
budaya asing yang bersifat negatif.
- Peningkatan
penghayatan dan pengamalan Pancasila untuk memperkukuh persatuan dan kesatuan
bangsa
- Menghayati
dan mengintensifkan pembelajaran budaya tradisional yang bernilai luhur agar
tidak musnah diganti oleh kebudayaan asing.
- Meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan agar dapat memilih mana yang baik dan benar bagi
masyarakat. Karena itu, tidak semua kebudayaan asing baik dan cocok untuk
diterapkan pada masyarakat Indonesia.
- Meningkatkan
pendidikan adalah upaya meningkatkan kualitas diri agar dapat bersaing dengan
bangsa lain baik dalam mencari lapangan kerja di dalam negeri maupun di luar
negeri.
-
Meningkatkan kualitas produk dalam negeri agar dapat bersaing merebut pasar
local, nasional, dan internasional.
-
Meningkatkan enguasaan teknologi di segala bidang agar kita tidak bergantung
pada bangsa lain, mandiri, dan percaya pada diri sendiri.
-
Menumbuhkan kinerja yang berwawasan luas dan beretos kerja tinggi.
-
Menumbuhkan dinamika yang terbuka dan tanggap tehadap unsure-unsur pembaharuan
Perubahan
mental kearah sikap yang modern, seperti ulet, rajin, berdisiplin, beretos
kerja tinggi, cerdas, terampil, kreatif, dan berjiwa wiraswasta sangat
diperlukan untuk menghadapi era globalisasi tersebut.
Informasi
yang Pesat bagi bangsa Indonesia dapat menjadi peluang dan tantangan. Peluang
yang dapat diperoleh adalah pasaran hasil produksi yang semakin luas,
perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin cepat, lapangan kerja yang semakin
luas dan peluang bisnis yang makin terbuka.
Dalam
menerima pengaruh asing, bangsa Indonesia jangan bersifat pasif atau menerima
begitu saja pengaruh tersebut. Bangsa Indonesia harus bersifat aktif menyeleksi
pengaruh tersebut. Kebudayaan asing diakulturasikan secara serasi dengan
kebudayaan asli sehingga menghasilkan kebudayaan yang bercorak khas.
2. Apakah
Benar Angka Kematin turun di Indonesia !
Jawab
: Tidak
Benar, Malah Angka Kematian di Indonesia itu Semakin Meningkat. Yang disebabkan
Oleh :
-
Kecelakaan (Lalu Lintas) : Kecelakaan ini paling besar dampaknya
-
Pembunuhan : Bisa dari Balita dan Orang Dewasa yang bisa disebabkan oleh ,
Bunuh Diri, Pemerkosaan, Multilasi, Geng-Geng Motor atau yang lainnya,
Perampok, Faktor Balas Dendam dan Masih banyak lagi Faktor Pembunuhan Lainnya.
-
Aborsi : Orang yang Menggugurkan Kandungannya. Biasanya karna Sex Bebas dan
Stres karna tidak tau harus berbuat apa. Ini juga Faktor pemicu Meningkatnya
Angka Kematian di Indonesia karna sekarang banyak Anak Remaja yang melakukan
Hal ini.
3. Apakah
Indonesia bisa seperti China? Dalam
Bidang Pertumbuhan Penduduk !
Jawab
: Bisa,
Apabila tidak dibantu oleh pemerintah penyuluhan tentang
KB
- (Keluarga Berencana). Dan karna kurangnya kesadaran Penduduk untuk mengikuti
Program Keluar Berencana, Belum lagi masih banyak kasus tentang Sex Bebas di Indonesia.
Yang bisa menjadi Pemicu Bertambahnya penduduk di Indonesia. Karna jarang
sekali yang mau memakai Alat Kontrasepsi.
Sumber pertama : http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya#
Waktu pengunduhan : 13.45, 6 April 2014
Sumber kedua : http://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian
Waktu pengunduhan : 16.46, 28 Maret 2014.
0 comments:
Post a Comment